19
November 2012
Hah,
dasar Dementor!
Harus berapa kali lagi aku mengulang kata “Hah!” itu?! Dasar
makhluk tidak tahu diuntung! Tidak tahu dicinta! Tidak tahu dikasihi ><
Tadi
siang-siang sekali aku merasa aku hampir mati karena tidak bisa bernafas. Jantungku
mendadak berhenti. Dan sekujur tubuhku gemetaran dan dingin. Tebak, itu
disebabkan karena siapa? Karena dia! Haha, berlebihan sekali ya aku ini. Benar-benar
berlebihan. Padahal tadi itu aku hanya memikirkannya, dan aku sudah tidak waras
seperti itu :D sangat memalukan!
Dan
setelah beberapa jam menunggu dengan kondisi tidak jelas itu, aku melihatnya,
ekhem... lebih tepatnya bertemu dengannya. Bukan pertemuan yang direncanakan
atau karena ada janji, itu memang pertemuan rutin, dan dia boleh-boleh saja
tidak datang. Awalnya seperti biasa dan biasa saja, aku bersikap cuek dan
selalu mencoba tersenyum dan tertawa dalam setiap kesempatan, hanya untuk
menegaskan kepadanya bahwa aku mampu tersenyum dan tertawa walau tanpanya. TANPANYA!
Dan dia memaklumi kurasa, jadi dia juga seperti yang biasa. Lama-lama...
berjalan semakin biasa, biasa... dan biasa... hingga akhirnya ini menjadi tidak
biasa saat dia berpindah ke ruangan lain. Berada di sana selama beberapa saat
bersama seseorang. Tak lama dia kembali, entah apa yang diambilnya... dia
kembali lalu kembali lagi ke tempat itu. Dia berada di sana cukup lama dan
lama-kelamaan terasa semakin lama, dan aku mulai... khawatir. Bukan khawatir
akan kondisinya, tapi aku khawatir akan apa yang dilakukannya di sana bersama “seseorang”
itu. Aku penasaran. Sangat penasaran. Tapi aku malu mengakui kepenasaranku dan
mencari tahu. Jadi aku diam saja.
Tapi
tiba-tiba seorang temanku mengajakku melihatnya. Awalnya aku takut, takut jika
nanti malam aku tidak bisa fokus pada tugasku dan malah memikirkannya
semalaman, tapi ternyata dugaanku salah. Dia di sana. Di atas sebuah sofa. Sedang
meringkuk lemas sambil memejamkan mata. Dia tertidur. Mungkin dia lelah, atau
apa yang dikatakannya dulu memang benar... dia... ah tidak mungkin! Aku berusaha
mengenyahkan pikiran bodoh itu dan kembali ke tempatku. Dan setelah itu aku
merasa lebih tenang karena ternyata apa yang aku khawatirkan tidak terjadi. Tapi
yang malah menganggu pikiranku, apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sakit? Atau
apakah sesuatu itu datang padanya... hah... aku terlalu takut sampai-sampai aku
tak berani membayangkannya. Dan aku memutuskan untuk tidak memikirkannya.
Saat
keluar, aku menemukannya berdiri di ambang pintu, menatapku dengan tatapannya
yang selalu ditujukan padaku, lalu mengikuti lekuk bibirku yang selalu manyun
jika bertemu dengannya. Dan seperti biasa, aku cuek dan berlalu. Tapi entah
kenapa dia begitu pintar. Pintar menarik perhatianku dan sangat pintar mencari
kelemahanku. Kepura-puraannya tadi benar-benar membuatku jengkel. Ingin aku
cekik lehernya yang seperti awan malam itu, bahkan jika bisa aku ingin
memakannya hidup-hidup. Tapi aku memiliki rencana yang lebih masuk akal
draipada itu semua, aku memilih berlalu.
Aku
berhasil menghilangkan sepenuhnya pikiranku tentangnya. Tapi tiba-tiba saja itu
semua kembali lagi. Melihat sebuah kalimat di deret teratas itu membuat perutku
mulas seketika. Mulas dan aku hampir tidak bisa bernafas lagi. Manusia
sialan... cia-cia-cia-cia >< aku benar-benar ingin memakannya! Aaaaa xO
Hilang sudah semua rasa kasihanku padanya tadi jika ternyata dia seperti itu
karena seseorang L
Dengan
dikelilingi rerumputan, beratapkan langit hitam tanpa bintang, dan disinari
sebatang lilin kecil, aku duduk termenung di sana. Memeluk lututku sambil
memperhatikan apa yang aku baca tadi. Kalimat yang tak pernah ingin kudengar
disebutkannya untuk orang lain L
Makanan di hadapanku benar-benar tak menarik lagi, walaupun tadi aku begitu
lapar. Tapi aku berusaha mengenyahkan pikiran tentangnya dan memulai makanku :D
aku makan dengan sangat khusyuk dan memfokuskan sepenuhnya semua perasaan dan
pikiranku ke makanan yang aku makan. Dan itu membuat aku lebih tenang, karena
kebahagiaan memang ada pada kekenyangan. Dan pufff!!! Dia hilang begitu saja
dari pikiranku J Ah, terima kasih malaikat nasi
goreng, kau penyelematku dari Dementor itu J Terima kasih J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar